Bisnis

[adat][bleft]

Wisata

[budaya][twocolumns]

hukum

[hukum][bsummary]

Mengenal Syeikh Abdul Manan Nainggolan di Manduamas, Tapanuli Tengah



TAPANULI TENGAH — Sebuah momen haru dan penuh makna terjadi di Kecamatan Manduamas, Tapanuli Tengah, Senin 31 Juli 2023. Penjabat Bupati Tapanuli Tengah, Dr. Elfin Elyas Nainggolan, MSI, melakukan ziarah ke makam seorang tokoh besar masyarakat sekaligus ulama berpengaruh, Syekh Abdul Manan Nainggolan, yang dikenal pula dengan gelar Datu Pulungan. Ziarah ini dilakukan di sela kunjungan kerjanya menuju Desa Binjohara.

Kunjungan tersebut bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk penghormatan tulus terhadap figur yang selama hidupnya dikenal sebagai penjaga adat, ulama, dan penggerak pelestarian sejarah di kawasan Manduamas. Dalam rombongan tersebut turut mendampingi Pj Sekda Drs. Herman Suwito, MM, Camat Manduamas Marihot Simbolon, SSos, Kepala SMPN 1 Manduamas Pahalanius Lumbanraja, serta jajaran Pemkab Tapanuli Tengah.

Rombongan disambut hangat oleh keluarga besar almarhum. Hadir dalam penyambutan tersebut putri beliau, Rosmina Nainggolan atau Mak Arly, sepupunya Radinton Nainggolan, serta kerabat lainnya. Kehangatan suasana begitu terasa, penuh canda tawa dan cerita lama yang kembali dikenang.

Dalam kesempatan itu, Bupati Elfin Elyas mendengarkan kisah-kisah tentang ketokohan almarhum dari pihak keluarga. Ia mengungkapkan, banyak mendengar cerita tentang Syekh Abdul Manan Nainggolan dari Pj Sekda Herman Suwito yang pernah bertugas cukup lama di Manduamas dan sudah dianggap seperti anak sendiri oleh keluarga besar Datu Pulungan.

“Ketika saya dengar banyak cerita tentang Almarhum ini dari Pak Sekda, saya langsung tergerak. Saat melintas, kami sepakat untuk menyempatkan berziarah ke makam beliau,” ujar Bupati Elfin Elyas dengan penuh penghargaan di hadapan keluarga.

Herman Suwito pun mengisahkan bahwa dirinya memang memiliki kedekatan khusus dengan keluarga Datu Pulungan. Ia mengaku, rumah almarhum menjadi tempatnya bersandar saat bertugas jauh dari keluarga. Kedekatan itu tetap terjaga hingga kini, meski waktu terus berjalan.

Kedatangan pejabat pemerintah daerah ini memberikan kesan mendalam bagi keluarga almarhum. Toga Nainggolan, putra almarhum yang kini bermukim di Medan, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kunjungan tersebut. Ia mengaku terharu karena meskipun sang ayah telah berpulang, masih ada pejabat daerah yang peduli dan mengenang jasa-jasa orang tuanya.

“Kami sekeluarga sangat terharu dan berterima kasih atas berkenannya Pak Bupati dan Pak Sekda datang berziarah. Ini membuktikan bahwa nilai kekeluargaan dan penghormatan kepada tokoh daerah masih hidup di Tapanuli Tengah,” ujar Toga Nainggolan.

Almarhum Syekh Abdul Manan Nainggolan bukan hanya seorang tokoh masyarakat, tapi juga pelaku sejarah penting. Pada tahun 1990, almarhum turut terlibat dalam pelestarian sejarah leluhur Barus, yakni Sultan Ibrahimsyah atau Tuan Ibrahimsyah dari Tarusan, bersama sejumlah tokoh adat dan keturunan Raja Saruksuk.

Kala itu, Syekh Abdul Manan Nainggolan diundang sebagai salah satu sesepuh dan narasumber dalam penyusunan dokumen penting yang dikenal sebagai Kesepakatan Barus. Dokumen tersebut memuat riwayat perjalanan Raja Saruksuk, keturunannya Raja Manande Uhum, serta kisah Parubahaji yang kemudian dikenal sebagai Datu Tenggaran dan menjadi Sultan Muhammadsyah di Tarusan, Sumatra Barat, dalam versi tersebut.

Peran Syekh Abdul Manan Nainggolan sangat penting karena beliau dikenal memiliki banyak pengetahuan tentang garis keturunan dan sejarah adat Barus dan Manduamas. Kehadirannya kala itu ikut memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Drs. T.U. Pasaribu, Drs. Haji Abdul Rachmi Pasaribu, serta tokoh-tokoh keturunan Pasaribu-Saruksuk se-Indonesia.

“Kita patut bersyukur bahwa di Manduamas ada figur seperti beliau. Sosok yang bukan hanya mengayomi masyarakat, tetapi juga melestarikan sejarah daerah kita agar tidak hilang ditelan zaman,” kata Bupati.

Ziarah ini menjadi lebih bermakna ketika di penghujung acara, keluarga besar Nainggolan menyerahkan sejumlah dokumen salinan Kesepakatan Barus kepada Bupati dan Sekda sebagai simbol pelestarian sejarah. Bupati berjanji akan mengarsipkan dokumen tersebut di kantor bupati sebagai bagian dari arsip sejarah daerah.

Acara ziarah diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin tokoh agama setempat. Doa dipanjatkan agar almarhum Syekh Abdul Manan Nainggolan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan agar para pemimpin daerah senantiasa diberikan kesehatan serta kebijaksanaan dalam menakhodai Tapanuli Tengah.

Suasana haru menyelimuti keluarga besar Nainggolan. Mereka merasa bangga bahwa sosok almarhum, yang selama ini menjadi panutan masyarakat, masih dikenang dan dihormati oleh pemimpin daerah saat ini. Bagi mereka, ini pertanda bahwa adat, budaya, dan sejarah Manduamas masih memiliki tempat penting di hati para pemimpin Tapanuli Tengah.

Melalui ziarah ini, pemerintah daerah juga menunjukkan komitmennya dalam merangkul tokoh adat dan ulama lokal sebagai mitra strategis pembangunan. Bupati berharap, semangat persatuan yang telah diwariskan tokoh-tokoh terdahulu dapat terus hidup dan menguatkan masyarakat di tengah arus modernisasi.

Kunjungan ini sekaligus mengingatkan pentingnya pelestarian sejarah lokal. Pemerintah daerah pun berencana untuk menggelar diskusi sejarah tentang Sultan Ibrahimsyah dan Kesepakatan Barus, agar generasi muda mengenal lebih dalam akar budaya dan sejarah daerah mereka.