Toga Laut; Leluhur Gayo & Alas
Si Raja Batak mempunyai generasi Batak yang sekarang terbagi dalam berbagai sub-etnis. keturunan tersebut terbagi dalam tiga kubu; 1. Toga Tatea Bulan, 2. Toga Isumbaon dan 3. Toga Laut.
Berbagai sejarah tersedia menjelaskan silsilah dan keturunan dua anak pertama si Raja Batak. Namun satu menghilang yaitu; Toga Laut. Hampir tidak ada buku yang terang-terangan menjelaskan siapa dan di mana keturunan Toga Laut sekarang ini berada.
Toga Laut diperkirakan bermigrasi ketanah kosong di utara Tanah Batak, menuju daerah pegunungan yang tak berpenghungi yang sekarang masuk dalam provinsi Aceh. Mereka disinyalir menjadi Batak Gayo dan Alas serta beberapa kelompok Batak lainnya yang menjadi kelompok Aborijin di Aceh.
Lembah Alas Yang Tak Lagi Hijau
Senin, 19 September 05 - oleh : Metedoh Kane
Lembah Alas merupakan daerah yang penuh keaneka ragaman Flora dan Fauna sehingga memberikan suasana yang begitu indah, segar, sejuk, dan begitu alami. Dan sebagai nilai lebih dari semua itu adalah sikap ramah tamah yang di miliki para masyarakat yang mendiami Lembah Alas, sehingga menimbulkan kesan yang begitu mendalam bagi para pendatang selama berada di pinggiran Ekosistem Leuser.
Mungkin kesan mendalam itu hanya di rasakan para pendatang di era 80-an dan sebelumnya, dan mungkin untuk pendatang di era 90 dan 2000 tidak begitu mempunyai kesan yang mendalam selama di Lembah Alas, karena telah begitu banyak perubahan yang terjadi di Lembah Alas.
Semua ini dapat kita lihat dari kenyataan yang terjadi saat ini, telah banyak berubah baik dari lingkungan dan tatanan kehidupan masyarakatnya sendiri, sehingga membuat Lembah Alas begitu tidak nyaman bagi masyarakatnya sendiri dan sangat membosankan bagi para pendatang (wisatawan baik local maupun mancanegara).
Perubahan-perubahan yang terjadi di Lembah Alas tidak lepas dari kebijakan-kebijakan yang di buat Pemda Aceh Tenggara, baik di bidang Pendidikan, Ekonomi, Sosial Budaya, Lingkungan dan kebijakan di bidang lainnya. dan lebih memprihatinkan para pembuat kebijakan itu sendiri yang tidak mematuhi kebijakan-kebijakan yang telah di tetapkan, sehingga terjadi banyak penyimpangan di segala sektor.
Dari perubahan yang terjadi di lembah alas mungkin ada beberapa yang kiranya banyak mengalami perubahan mendasar dan mengakibatkan terjadinya pergeseran gaya hidup di masyarakat Aceh Tenggara, dan terkesan melupakan Pepatah Kalak Ndube, “ SEPAKAT SEGENEP KITE KEKHINE”, “LEPAS NI HAMBAT TADING NI ULIHI”
Untuk memperbaiki semua itu kiranya kita perlu menginventaris masalah yang ada lembah Alas, beberapa sector yang kiranya perlu di tangani secara serius baik Pemda dan juga kita semua yang merasa memiliki Lembah Alas, adapun sector-sector yang perlu diperhatikan adalah:
1. Sektor Sosial Budaya : Terjadinya pergeseran gaya hidup.
2. Sektor Pendidikan : Mutu yang rendah
3. Sektor Pertanian : Tidak ada arahan yang jelas (petani berkreasi sendiri)
4. Sektor Perikanan : Tidak jauh beda dengan Pertanian
5. Sektor Perkebunan : Tidak jauh beda dengan Perikanan
6. Sektor Pembangunan : Banyak Proyek yang hanya ada Laporan
7. Sektor Pariwisata : Hanya khusus Pejabat (banyak jalan-jalannya )
8. Sektor Lingkungan Hidup : Banyaknya jalan-jalan tanah di kawasan Ekosistem leuser (hutan gundul)
9. Sektor Pemerintahan : Eksekutif dan legislatife lebih banyak memikirkan diri sendiri….. yaaaah begedi me…
Beberapa hal yang perlu di kurangi/dihilangkan dari Lembah Alas :
1. Kemaksiatan dan perjudian (sepertinya agak direstui MASYARAKAT Aceh Tenggara).
2. Jangan hanya laporan proyek yang dibuat tetapi pekerjaan fisiknya di kantongi.
3. Proyek pengadaan mobil dinas di jajaran Pemda yang begitu sering, jadi terkesan kalau mau mobil jadilah seorang pejabat di lingkungan Pemda AGARA, walaupun kadang-kadang biaya rutinnya sering raib entah kemana.
4. Pejabat jangan terlalu sering berwisata ke luar kota.
5. KEBOHONGAN DAN KE-PURA-PURA-AN
Dari uraian diatas ada beberapa poin yang memang sangat menyedihkan dan sungguh ironis… (kune gat nemu begedi edi kerine kesalahan kite khekhut, karena kite senaren beranggapan bahwa untuk memajuken Lembah Alas di menjadi tanggunggjawab Pemda AGARA, jadi handakhi bedih cube me kite rubah cakhe piker kite si begedi e… kune se mampu kite begedi plin kite bere ken me negeri kite e, walo pe hanye sebuah informasi ato sebuah pemikiren). Setelah kita mengetahui perubahan apa saja yang terjadi di Lembah Alas, kita akan semakin mudah memberikan formula yang tepat untuk memperbaikinya.
Untuk kedepannya marilah kita bersama meberikan sumbangsih kepada Lembah Alas yang sudah mulai gersang dan tidak hijua lagi, agar Lembah Alas kita bisa kembali berseri dan menghijau (bageken BRU DINAM dang BUJANG).
Made pe gie kite khakhet balik me Tanoh Alas .. lah gie khaase TEDOH khut khse MEMILIKI LEMBAH ALAS .. e.. lah gie senaren LOT SENAREN DI ATE kite…
Selanjutnya
Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini
Berbagai sejarah tersedia menjelaskan silsilah dan keturunan dua anak pertama si Raja Batak. Namun satu menghilang yaitu; Toga Laut. Hampir tidak ada buku yang terang-terangan menjelaskan siapa dan di mana keturunan Toga Laut sekarang ini berada.
Toga Laut diperkirakan bermigrasi ketanah kosong di utara Tanah Batak, menuju daerah pegunungan yang tak berpenghungi yang sekarang masuk dalam provinsi Aceh. Mereka disinyalir menjadi Batak Gayo dan Alas serta beberapa kelompok Batak lainnya yang menjadi kelompok Aborijin di Aceh.
Lembah Alas Yang Tak Lagi Hijau
Senin, 19 September 05 - oleh : Metedoh Kane
Lembah Alas merupakan daerah yang penuh keaneka ragaman Flora dan Fauna sehingga memberikan suasana yang begitu indah, segar, sejuk, dan begitu alami. Dan sebagai nilai lebih dari semua itu adalah sikap ramah tamah yang di miliki para masyarakat yang mendiami Lembah Alas, sehingga menimbulkan kesan yang begitu mendalam bagi para pendatang selama berada di pinggiran Ekosistem Leuser.
Mungkin kesan mendalam itu hanya di rasakan para pendatang di era 80-an dan sebelumnya, dan mungkin untuk pendatang di era 90 dan 2000 tidak begitu mempunyai kesan yang mendalam selama di Lembah Alas, karena telah begitu banyak perubahan yang terjadi di Lembah Alas.
Semua ini dapat kita lihat dari kenyataan yang terjadi saat ini, telah banyak berubah baik dari lingkungan dan tatanan kehidupan masyarakatnya sendiri, sehingga membuat Lembah Alas begitu tidak nyaman bagi masyarakatnya sendiri dan sangat membosankan bagi para pendatang (wisatawan baik local maupun mancanegara).
Perubahan-perubahan yang terjadi di Lembah Alas tidak lepas dari kebijakan-kebijakan yang di buat Pemda Aceh Tenggara, baik di bidang Pendidikan, Ekonomi, Sosial Budaya, Lingkungan dan kebijakan di bidang lainnya. dan lebih memprihatinkan para pembuat kebijakan itu sendiri yang tidak mematuhi kebijakan-kebijakan yang telah di tetapkan, sehingga terjadi banyak penyimpangan di segala sektor.
Dari perubahan yang terjadi di lembah alas mungkin ada beberapa yang kiranya banyak mengalami perubahan mendasar dan mengakibatkan terjadinya pergeseran gaya hidup di masyarakat Aceh Tenggara, dan terkesan melupakan Pepatah Kalak Ndube, “ SEPAKAT SEGENEP KITE KEKHINE”, “LEPAS NI HAMBAT TADING NI ULIHI”
Untuk memperbaiki semua itu kiranya kita perlu menginventaris masalah yang ada lembah Alas, beberapa sector yang kiranya perlu di tangani secara serius baik Pemda dan juga kita semua yang merasa memiliki Lembah Alas, adapun sector-sector yang perlu diperhatikan adalah:
1. Sektor Sosial Budaya : Terjadinya pergeseran gaya hidup.
2. Sektor Pendidikan : Mutu yang rendah
3. Sektor Pertanian : Tidak ada arahan yang jelas (petani berkreasi sendiri)
4. Sektor Perikanan : Tidak jauh beda dengan Pertanian
5. Sektor Perkebunan : Tidak jauh beda dengan Perikanan
6. Sektor Pembangunan : Banyak Proyek yang hanya ada Laporan
7. Sektor Pariwisata : Hanya khusus Pejabat (banyak jalan-jalannya )
8. Sektor Lingkungan Hidup : Banyaknya jalan-jalan tanah di kawasan Ekosistem leuser (hutan gundul)
9. Sektor Pemerintahan : Eksekutif dan legislatife lebih banyak memikirkan diri sendiri….. yaaaah begedi me…
Beberapa hal yang perlu di kurangi/dihilangkan dari Lembah Alas :
1. Kemaksiatan dan perjudian (sepertinya agak direstui MASYARAKAT Aceh Tenggara).
2. Jangan hanya laporan proyek yang dibuat tetapi pekerjaan fisiknya di kantongi.
3. Proyek pengadaan mobil dinas di jajaran Pemda yang begitu sering, jadi terkesan kalau mau mobil jadilah seorang pejabat di lingkungan Pemda AGARA, walaupun kadang-kadang biaya rutinnya sering raib entah kemana.
4. Pejabat jangan terlalu sering berwisata ke luar kota.
5. KEBOHONGAN DAN KE-PURA-PURA-AN
Dari uraian diatas ada beberapa poin yang memang sangat menyedihkan dan sungguh ironis… (kune gat nemu begedi edi kerine kesalahan kite khekhut, karena kite senaren beranggapan bahwa untuk memajuken Lembah Alas di menjadi tanggunggjawab Pemda AGARA, jadi handakhi bedih cube me kite rubah cakhe piker kite si begedi e… kune se mampu kite begedi plin kite bere ken me negeri kite e, walo pe hanye sebuah informasi ato sebuah pemikiren). Setelah kita mengetahui perubahan apa saja yang terjadi di Lembah Alas, kita akan semakin mudah memberikan formula yang tepat untuk memperbaikinya.
Untuk kedepannya marilah kita bersama meberikan sumbangsih kepada Lembah Alas yang sudah mulai gersang dan tidak hijua lagi, agar Lembah Alas kita bisa kembali berseri dan menghijau (bageken BRU DINAM dang BUJANG).
Made pe gie kite khakhet balik me Tanoh Alas .. lah gie khaase TEDOH khut khse MEMILIKI LEMBAH ALAS .. e.. lah gie senaren LOT SENAREN DI ATE kite…
Selanjutnya
Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini