Bisnis

[adat][bleft]

Wisata

[budaya][twocolumns]

hukum

[hukum][bsummary]

Gunung Sibayak

Meski Berasap, Gunung Sibayak Belum Mengkhawatirkan
* 6 Gunung Berapi Aktif Di Sumut Perlu Instrumen Pemantau
Medan, WASPADA Online


Pemerintah harus menyediakan instrumen (alat) pemantau aktivitas gunung berapi di Sumatera Utara, kata Ir Gagirin Sembiring, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumut. Sembiring mengatakan hal itu, Jumat (28/4) kepada Waspada, mengingat ada enam gunung berapi yang aktif terdapat di wilayah Sumatera Utara dibagi menurut tipe-tipenya yakni Gunung Sorik Merapi, Gunung Sinabung, Gunung Dolok Martimbang, Gunung Sibayak, Gunung Pusuk Buhit dan Gunung Sibualbuali.
Dijelaskan, pembagian menurut tipe yakni tipe A, yaitu gunung yang pernah tercatat meledak paling tidak sekali sejak tahun 1600. Gunung api tipe ini paling rentan meletus. Di Sumatera Utara ada gunung Sorik Merapi di Mandailing Natal.

Kedua, kata Sembiring, gunung api tipe B, yaitu gunung api aktif yang tercatat tidak pernah meletus sejak tahun 1600. Sumatera Utara memiliki empat gunung api jenis ini, Gunung Sinabung dan Sibayak di Berastagi, Pusuk Buhit di Toba Samosir, dan Sibualbuali di Tapsel. Ketiga, gunung apitipe C, yaitu gunung yang tidak pernah tercatat meletus. Namun melihat tanda-tanda di sekitar gunung itu, diyakini gunung itu adalah gunung api. Di Sumut, ada Gunung Dolok Martimbang di Tapanuli utara

Wajib dipantau
Sembiring mengatakan, di Sumut, alat pemantau aktivitas gunung berapi hanya terdapat pada gunung Sorak Merapi. Hal tersebut disebabkan alat pemantau aktivitas gunung yang sangat mahal, mengakibatkan pemerintah pusat hanya mampu menyediakan alat pemantau untuk gunung tipe A di seluruh Indonesia. "Padahal seharusnya untuk gunung berapi tipe A dan tipe B, wajib terus dipantau, karena jenis gunung berapi memiliki potensi bencana dan peluang untuk meletus tetap ada," ujarnya.

Sediakan alat
Karena itu, lanjut Sembiring, seharusnya Pemprovsu menyediakan alat pemantau gunung api tipe B di Sumatera Utara. Paling tidak sebuah seismogram (alat pengukur getaran) untuk mengukur aktivitas keempat gunung api itu. Sembiring menjelaskan, selama ini, pemantauan aktivitas gunung api tipe B di Sumut hanya dilakukan secara visual, yaitu dengan mengukur suhu solfatar (asap yang keluar dari kawah gunung) dan suhu air panas yang keluar dari gunung tersebut. Tetapi, pemantauan secara visual dianggapnya tidak akan dapat memberikan hasil maksimal untuk mengetahui kondisi sebuah gunung.

Sibayak
Mengenai keluarnya asap dari gunung api Sibayak, Sembiring mengimbau masyarakat agar tidak perlu khawatir, karena aktivitas seperti itu dianggap hal yang wajar dan tidak perlu ditakutkan. "Tanda sebuah gunung berapi aktif memang mengeluarkan solfatar," ujar Sembiring. Namun, lanjutnya, kalau ternyata suhu solfatar yang normalnya antara 95-100 derajat Celcius mengalami peningkatan yang cukup signifikan, baru gunung itu bisa berbahaya. (cnol)



Selanjutnya

Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini