Raja Uti: Imam Parmalim
Raja Uti atau juga sering dikenal sebagai Raja Puti atau Uti Mutiraja yang sejak hidupnya bermigrasi ke pesisir, mengakibatkan semua keturunannya menganut keyakinan Islam. Pesisir Fansur atau kadang lazim disebut Barus sekarang ini, merupakan wilayah luar tanah Batak yang kontak langsung dengan dunia luar sehingga orang Batak yang domisisli di sana banyak yang memeluk Islam yang lagi tren saat itu.
Berbeda dengan mayoritas wilayah tanah Batak, bahkan setelah Dinasti SM Raja berdiri, kebanyakan penduduk masih menganut agama aseli Batak. Raja Manghuntal atau Mahkota, merupakan “priestervost” dalam istilah L. Van Vuuren. Seorang raja yang menjadi tokoh pemersatu konfederasi puluhan Raja-raja Huta batak, yang membawa rakyatnya kepda kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dia melarang penghambaan (perbudakan?), mencintai kebersihan dan kesehatan desa-desa serta selalu menghimbau penduduk untuk membangun sumber air minum yang sehat bagi desa.
Penulis teringat, apakah ini karena Pandemi Kolera yang seringkali menjangkiti rakyat Batak atau tidak, perlu penjelasan lebih lanjut.
Kedudukan Raja Uti bagi Parmalim (penganut agama malim, lihat sejarah lahirnya Raja Uti dan keajaiban pada cacat tubuhnya di link yang lain) adalah tokoh spiritual (Supranatural) dengan kedudukan sebagao orang yang bertanggung jawab dalam membentuk kepribadian Raja SM Raja dari pertama sampai dua belas. Bimbingan itu juga berlaku kepada bangsa batak sejak dahulu kala.
Kata Malim berasal dari bahasa Arab yang terdapat di kitab-kitab suci; yang berarti suci dan saleh dari asal kata Muallim. Dalam bahasa Arab Muallim merujuk kepada istilah orang suci yang menjadi pembimbing dan sokoguru. Parmalim diistilah Batak berkembang ke dalam pengertia; orang-orang saleh berpakaian sorban putih.
Parmalim merupakan agama monoteis aseli orang Batak. Sekarang ini agama ini telah diakui oleh Pemerintah RI seagai aliran kepercayaan. Seperti halnya sebuah agama, ajaran ii mempunyai sekte-sekte. Tiga di antaranya yang terkenal adalah Parmalim dengan pimpinan, (rasul?) Raja Mulia Naipospos berkedudukan di Huta Tinggi, Laguboti. Sekte yang kedua dengn rasulnya Guru Somalaing berkedudukan di Balige dan yang tekhir rasul Guru Mangantar Manurung di Si Gaol Huta Gur-gur, Porsea. Sekte lain yang sudah pudar adalah Agama Putih dan Agama Teka.
Raja Uti berkedudukan sebaga pembawa agama seperti halnya Guru Nanak di keyakinan Sikh, para SM Raja merupakan penerusnya dalam menerima wahyu dan para pemimpin agama sebagai rasul-rasul pembaharu. Sejarah peradaban kaum Batak sebanding dengan rekannya kaum Yahudi, Arab, India, Tao dan lain sebagainya yang mempunyai nabi dan rasul-rasul dari kaumnya.
Sejaah Batak tidak saja mengenai perluasan wilayah, adat-istiadat, perang dan konflik tapi juga mengenai sejarah pencarian Tuhan dalam bentuk pembaharuan dan perubahan pola pikir dalam beragama. Parmalim merupakan produk dari proses pencarian Tuhan yang tiada hentinya dalam percaturan sejarah bangsa Batak. Seperti halnya yang dialami oleh bangsa-bangsa dengan peradaban yang maju lainnya.
Sekilas Agama Parmalim
Tuhan: Mulajadi Na Bolon (Yang Maha Besar tempat semua makhluk berasal)
Tempat Ibadah: Bale Parpitaan dan Bale Partonggoan
Kita Suci: Tumbaga Holing
Pembawa Agama/Tokoh Spiritual: Raja Uti
Pantangan: Riba, Makan Darah, Babi dan Anjing serta Monyet
Hari Suci: Sabtu
Pertama kali berdiri: 497 Masehi atau 1450 tahun Batak
Guru Mulia Naipospos
Sandaran Teologis
Filosofi Teologis Guru Mulia dalam pemahaman Parmalim adalah tentang sebuah eksistensi. Eksistensi manusia harus didasarkan pada komunikasi pada alam. Tanpa itu keseimbangan tidak dapat dipertahankan. Salah satu ujud dari komunikasi kepada alam akan membentuk penyadaran diri sebagai makhluk yang lemah.
Kegulauan dalam pikiran yang menimbulkan pertanyaan dalam diri akan mendapat jawaban dari diri itu sendiri, sebagai sebab akibat, bahwa segala sesuatu itu ada karena ada yang mengadakannya atau yang membuatnya ada.
Siapa yang mengadakan sesuatu itu tidak dapat dijelaskan dengan alam pikiran manusia. Tetapi ada suatu kuasa. Kuasa yang Maha Besar dan agug yang tidak dapat dibandingkan.
Tuhan
Ugamo malim menyebut kuasa itu adalah Mulajadi na Bolon. Mulajadi na Bolon adalah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak bermula dan tidak berujung.
Keberadaannya adalah kekal untuk selama-lamanya. Keberadaan Mulajadi Nabolon itu dalam ajaran malim dapat dipahami dari tonggo-tonggo atau ayat-ayat doa berikut ini;
Ompung Mulajadi nabolon
Ho do namanjadihon langit na manjadihon tano
Namanjadihon saluhut nasa naadong
Ho do namanjadihon jolma umbahen naadong
Na manjadihon harajaon aa adong
Margomgom di toru ni langitmu, di atas ni tano on
Dijadihon ho do tondim jadi anakmu
Ima Raja Nasiakbagi
Margomgom hami di ruma hamalimon mi
Parajar si oloan jala marmeme si bonduton
Ajarna i do nahuoloi hami
Mamena i do na huparngoluhon hami
Umbahen ro hami saluhut ginomgom ni tondina
Sian holang-holang ni dosa nauanu on
Marluhut si pangantaran ni bale parpitaan
Dohot bale partonggoan
Marsomba mardaulat tu ho
Marhite lapir ni tangan nami marsomba
Timpul ni daupa dohot pangurason
Indahan na las
Dengke ni lean
Pira ni ambalungan
Manuk lahi bini
Hambing puti si tompion
Teori-teori teologis yang dimengerti dalam ayat-ayat tersebut adalah bahwa Mulajadi na Bolon atau Tuhan itu wujud atau ada. Tetapi tidak dapat dilihat. Dia tidak bermula dan tidak mempunyai ujung.
Dia dapat dihubungi dan dijumpai hanya dalam alam spiritual. Teori ini mengatakan bahwa dia dapat disembah dengan sesaji. Dapat dipuji dalam kehidupan yang lebih mendalam dari kehidupan manusia.
Dia adalah mutlak absolut, Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Agung dan tidak dapat dibandingkan. Dia dekat dan jauh dari alam ciptaannya. Dia adalah kuasa menghukum dan kuasa mengampuni. Kuasa kasih dan kuasa murka. Demikianlah sifat-sifat Mulajadi Na Bolon, Tuhan yang satu bersadarkan Ugamo Malim.
Keberadaan kuasa Mulajadi Nabolon menurut ugamo malim terpencar dalam wujud Debata Natolu, Debata Na Tolu adalah wujud kuasa dari tiga fungsi kuasa Tuahn Yang Maha Esa.
Guru Somalaing
Ajarannya meliputi beberapa perintah dan larangan. Bila Guru Mulia befokus pada pemahaman teologis ketuhanan maka Guru Somalaing banyak berfokus pada ajaran agamanya yang menjadi pedoman sehari-hari hubungan antara manusia. Dia kemudian tewas dalam sergapan pasukan ekspedisi Belanda yang terinfiltrasi di Habinsaran
Guru M Manurung
Pembaharuan agama parmalim yang perdibuatnya adalah pengorganisasian para pengikut parmalim. Lengkap dengan susuna ritual dan pemimpin-peminpin hirarkis ke Tuhan. Dia merancang ibadat, kebaktian dan tata adat serta prosedur-prosedur lainnya.
Organisasi keagamaan mereka yang terbesar adalah PAMBI singkatan dari Persatuan Agama Malim Baringin Batak Indonesia, lengkap dengan divisi kaum ibu, ulama dan sayap mudanya (Naposobulun). Mereka fokus dalam pembinaan ummat. Jumlah pengikutnya adalah 502.496 jiwa pada tahun 1996 (buku ini diterbitkan). (J. Marbun)
Selanjutnya
Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini
Berbeda dengan mayoritas wilayah tanah Batak, bahkan setelah Dinasti SM Raja berdiri, kebanyakan penduduk masih menganut agama aseli Batak. Raja Manghuntal atau Mahkota, merupakan “priestervost” dalam istilah L. Van Vuuren. Seorang raja yang menjadi tokoh pemersatu konfederasi puluhan Raja-raja Huta batak, yang membawa rakyatnya kepda kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dia melarang penghambaan (perbudakan?), mencintai kebersihan dan kesehatan desa-desa serta selalu menghimbau penduduk untuk membangun sumber air minum yang sehat bagi desa.
Penulis teringat, apakah ini karena Pandemi Kolera yang seringkali menjangkiti rakyat Batak atau tidak, perlu penjelasan lebih lanjut.
Kedudukan Raja Uti bagi Parmalim (penganut agama malim, lihat sejarah lahirnya Raja Uti dan keajaiban pada cacat tubuhnya di link yang lain) adalah tokoh spiritual (Supranatural) dengan kedudukan sebagao orang yang bertanggung jawab dalam membentuk kepribadian Raja SM Raja dari pertama sampai dua belas. Bimbingan itu juga berlaku kepada bangsa batak sejak dahulu kala.
Kata Malim berasal dari bahasa Arab yang terdapat di kitab-kitab suci; yang berarti suci dan saleh dari asal kata Muallim. Dalam bahasa Arab Muallim merujuk kepada istilah orang suci yang menjadi pembimbing dan sokoguru. Parmalim diistilah Batak berkembang ke dalam pengertia; orang-orang saleh berpakaian sorban putih.
Parmalim merupakan agama monoteis aseli orang Batak. Sekarang ini agama ini telah diakui oleh Pemerintah RI seagai aliran kepercayaan. Seperti halnya sebuah agama, ajaran ii mempunyai sekte-sekte. Tiga di antaranya yang terkenal adalah Parmalim dengan pimpinan, (rasul?) Raja Mulia Naipospos berkedudukan di Huta Tinggi, Laguboti. Sekte yang kedua dengn rasulnya Guru Somalaing berkedudukan di Balige dan yang tekhir rasul Guru Mangantar Manurung di Si Gaol Huta Gur-gur, Porsea. Sekte lain yang sudah pudar adalah Agama Putih dan Agama Teka.
Raja Uti berkedudukan sebaga pembawa agama seperti halnya Guru Nanak di keyakinan Sikh, para SM Raja merupakan penerusnya dalam menerima wahyu dan para pemimpin agama sebagai rasul-rasul pembaharu. Sejarah peradaban kaum Batak sebanding dengan rekannya kaum Yahudi, Arab, India, Tao dan lain sebagainya yang mempunyai nabi dan rasul-rasul dari kaumnya.
Sejaah Batak tidak saja mengenai perluasan wilayah, adat-istiadat, perang dan konflik tapi juga mengenai sejarah pencarian Tuhan dalam bentuk pembaharuan dan perubahan pola pikir dalam beragama. Parmalim merupakan produk dari proses pencarian Tuhan yang tiada hentinya dalam percaturan sejarah bangsa Batak. Seperti halnya yang dialami oleh bangsa-bangsa dengan peradaban yang maju lainnya.
Sekilas Agama Parmalim
Tuhan: Mulajadi Na Bolon (Yang Maha Besar tempat semua makhluk berasal)
Tempat Ibadah: Bale Parpitaan dan Bale Partonggoan
Kita Suci: Tumbaga Holing
Pembawa Agama/Tokoh Spiritual: Raja Uti
Pantangan: Riba, Makan Darah, Babi dan Anjing serta Monyet
Hari Suci: Sabtu
Pertama kali berdiri: 497 Masehi atau 1450 tahun Batak
Guru Mulia Naipospos
Sandaran Teologis
Filosofi Teologis Guru Mulia dalam pemahaman Parmalim adalah tentang sebuah eksistensi. Eksistensi manusia harus didasarkan pada komunikasi pada alam. Tanpa itu keseimbangan tidak dapat dipertahankan. Salah satu ujud dari komunikasi kepada alam akan membentuk penyadaran diri sebagai makhluk yang lemah.
Kegulauan dalam pikiran yang menimbulkan pertanyaan dalam diri akan mendapat jawaban dari diri itu sendiri, sebagai sebab akibat, bahwa segala sesuatu itu ada karena ada yang mengadakannya atau yang membuatnya ada.
Siapa yang mengadakan sesuatu itu tidak dapat dijelaskan dengan alam pikiran manusia. Tetapi ada suatu kuasa. Kuasa yang Maha Besar dan agug yang tidak dapat dibandingkan.
Tuhan
Ugamo malim menyebut kuasa itu adalah Mulajadi na Bolon. Mulajadi na Bolon adalah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak bermula dan tidak berujung.
Keberadaannya adalah kekal untuk selama-lamanya. Keberadaan Mulajadi Nabolon itu dalam ajaran malim dapat dipahami dari tonggo-tonggo atau ayat-ayat doa berikut ini;
Ompung Mulajadi nabolon
Ho do namanjadihon langit na manjadihon tano
Namanjadihon saluhut nasa naadong
Ho do namanjadihon jolma umbahen naadong
Na manjadihon harajaon aa adong
Margomgom di toru ni langitmu, di atas ni tano on
Dijadihon ho do tondim jadi anakmu
Ima Raja Nasiakbagi
Margomgom hami di ruma hamalimon mi
Parajar si oloan jala marmeme si bonduton
Ajarna i do nahuoloi hami
Mamena i do na huparngoluhon hami
Umbahen ro hami saluhut ginomgom ni tondina
Sian holang-holang ni dosa nauanu on
Marluhut si pangantaran ni bale parpitaan
Dohot bale partonggoan
Marsomba mardaulat tu ho
Marhite lapir ni tangan nami marsomba
Timpul ni daupa dohot pangurason
Indahan na las
Dengke ni lean
Pira ni ambalungan
Manuk lahi bini
Hambing puti si tompion
Teori-teori teologis yang dimengerti dalam ayat-ayat tersebut adalah bahwa Mulajadi na Bolon atau Tuhan itu wujud atau ada. Tetapi tidak dapat dilihat. Dia tidak bermula dan tidak mempunyai ujung.
Dia dapat dihubungi dan dijumpai hanya dalam alam spiritual. Teori ini mengatakan bahwa dia dapat disembah dengan sesaji. Dapat dipuji dalam kehidupan yang lebih mendalam dari kehidupan manusia.
Dia adalah mutlak absolut, Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Agung dan tidak dapat dibandingkan. Dia dekat dan jauh dari alam ciptaannya. Dia adalah kuasa menghukum dan kuasa mengampuni. Kuasa kasih dan kuasa murka. Demikianlah sifat-sifat Mulajadi Na Bolon, Tuhan yang satu bersadarkan Ugamo Malim.
Keberadaan kuasa Mulajadi Nabolon menurut ugamo malim terpencar dalam wujud Debata Natolu, Debata Na Tolu adalah wujud kuasa dari tiga fungsi kuasa Tuahn Yang Maha Esa.
Guru Somalaing
Ajarannya meliputi beberapa perintah dan larangan. Bila Guru Mulia befokus pada pemahaman teologis ketuhanan maka Guru Somalaing banyak berfokus pada ajaran agamanya yang menjadi pedoman sehari-hari hubungan antara manusia. Dia kemudian tewas dalam sergapan pasukan ekspedisi Belanda yang terinfiltrasi di Habinsaran
Guru M Manurung
Pembaharuan agama parmalim yang perdibuatnya adalah pengorganisasian para pengikut parmalim. Lengkap dengan susuna ritual dan pemimpin-peminpin hirarkis ke Tuhan. Dia merancang ibadat, kebaktian dan tata adat serta prosedur-prosedur lainnya.
Organisasi keagamaan mereka yang terbesar adalah PAMBI singkatan dari Persatuan Agama Malim Baringin Batak Indonesia, lengkap dengan divisi kaum ibu, ulama dan sayap mudanya (Naposobulun). Mereka fokus dalam pembinaan ummat. Jumlah pengikutnya adalah 502.496 jiwa pada tahun 1996 (buku ini diterbitkan). (J. Marbun)
Selanjutnya
Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini